Maghfiroh Allah Lebih Besar Dari Kesalahan Insan

Oleh : Ilgafur Tanjung *

 Penulis mengawali tulisan ini dengan sebuah ayat dari al-Qur’an yang dijaga Allah dari penyelewengan, perubahan dari tangan-tangan orang-orang yang memusuhi islam yang artinya : “Katakanlah wahai hamba hamba ku yang melampaui batas tehadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu beputus asa dari rahmat Allah Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dosa dosa semua Nya.Sesungguh nya Dialah Maha Pengampun,Maha Penyayang” (Q.s Az-zumar,53).

Sebagaimana fitrah manusia yang tidak akan pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan dari prilaku, perkataan yang berhubungan Allah Swt dan hubungan antara sesama manusia. oleh karena itulah Allah swt mengatakan dalam firman di atas dengan sebutan hamba-hambaKu yang melampaui batas,karena manusia adalah hamba yang tidak terlepas dari dosa yang ia perbuat dengan sengaja maupun dengan tidak di sengaja. Sesungguhnya semakin bertambahnya umur yang dianugerahi Ilahi Robbi di dunia yang fana ini,semakin banyak pula lah kesalahan,kemaksiatan yang dilaksanakan hamba-hamba Nya. Renungilah bergantinya hari,mingu,bulan,tahun adalah pertanda bahwa umurpun berlalu dan tidak lama lagi pasti akan mendapat nama baru yaitu Almarhum.Apakah hari-hari itu akan dibiarkan berlalu begitu saja? Sedangkan perjalanan masih panjang? Jawaban nya, ada pada diri masing-masing.Abu Nawas mengatakan di dalam syair nya yang sangat terkenal di Indonesia yang artinya:

Dosa-dosa ku tidak terhitung seperti banyaknya pasir
Maka terimalah taubatku yaa Allah yang Maha Agung
Sedangkan umur ku berkurang setiap harinya
Dan dosa-dosa ku semakin bertambah setiap harinya


Suatu hari, Wahib bin Wardi, Sufyan at-Tsauri, dan Yusuf bin Ashbath berkumpul. Kemudian Sufyan ats-Tsauri berkata, ”Kemarin aku tidak suka mati secara mendadak, tetapi sekarang aku justru mengiginkan mati yang seperti itu.Yusuf bertanya, kenapa? Sufyan menjawab, karena aku takut terjadi fitnah bagi diriku.Yusuf berkata, sedangkan aku tidak membeci apabila Allah Swt memanjangkan umurku, lalu sufyan bertanya, kenapa? Yusuf menjawab agar suatu hari nanti aku dapat bertaubat dan beramal saleh. Kemudian Sufyan dan yusuf bertanya kepada Wahib bin wardi, Aku tidak memilih salah satu yang kamu bicarakan, karena yang paling aku cintai adalah sesuatu yang paling Allah cintai untukku.


Allah SWT Maha pengampun, sebesar apapun dosa yang diperbuat hambanya, dan Allah tidak pernah bosan mengampuni dosa hambanya. Pernah Rasulullah didatangi Malaikat Jibril, Seraya berkata ya Muhammad, Allah memerintahkan saya menyampaikan sebuah kabar tentang taubatnya umatmu, siapapun yang mengerjakan dosa sepanjang hidupnya dan dia dari umatmu satu tahun sebelum meninggal ia minta ampun kepada Allah, akan diampuni dosa-dosanya. Lalu baginda Rasullah berkata, ya Jibril katakan kepada Allah Swt itu merupakan waktu yang sangat lama sekali, umatku ya jibril pada lalai, tepesona dibuat dunia yang penuh tipu daya ini. Lalu jibril menghadap Allah dan berkata kapada Nabi Muhammad, ya Muhammad apabila umatmu melaksakan kajahatan seumur hidupnya lalu ia bertaubat satu bulan sebelum kematiannya, Allah akan ampuni dosanya. Rasulullah SAW mangatakan kepada malaikat jibril, ”ya jibril itu adalah waktu yang sangat lama” Jibrilpun kembali menghadap Allah SWT, setelah menghadap kepada Allah lalu kembali menghadap Rasulullah dan berkata, apabila umatmu melakukan dosa seumur hidupnya lalu ia bertaubat, sampai nafasnya berada di kerongkongannya, Allah akan mengampuninya dan akan menerima taubat umatmu ya Muhammad. setelah itu Rasululah diam dan tidak berbicara pertanda rasul setuju dengan apa yamg disampaikan Malaikat Jibril. Betapa luasnya ampunan Ilahi kepada hambanya. Tapi yang sangat di sayangkan, manusia yang jelas-jelas berlumur dengan banyaknya dosa, masih enggan dan bosan minta ampun, kepada Dzat yang Maha Pengampun. Oleh karena itu, selagi ada kesempatan, berupa hidup yang sehat serta akal sehat yang berfungsi untuk membimbing manusia menuju jalan yang hendak di tempuh, yaitu jalan munuju mardhatillah ( yang diridhai Ilahi ), sebesar kesempatan yang di berikan yang maha pemberi kesempatan kepada kita hambaNya, sebesar itulah kesempatan manusia memohon ampun atas kesalahan yang diperbuat selama hidupnya.

Wahai Saudara! Ketahuilah bahwa kewajiban bertaubat sudah sangat jelas termaktub dalam Al- Qur’an, di antaranya, “...dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”(An-nur,31). Ayat ini menjelaskan kepada semua manusia yang beriman kepada Allah agar segera bertaubat atas kesalahan dan jangan mengulangi perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Sebagai bahan renungan bagi kita insan yang tidak lepas dari kesalahan, manakah yang lebih banyak dikerjakan didalam keseharian kita larangan Allah kah atau perintahNya? ini semua tidak terlepas dari bersih atau tidaknya hati kita, karena hati adalah sebuah organ tubuh yang sangat menentukan baik dan buruknya amalan seseorang. Para ulama membagi hati manusia kepada tiga bagian :

1. Hati yang selamat (Qolbun Salim ), Ibnul Qoyyim mengartikan hati yang selamat itu adalah hati yang terjaga dari syahwat (keinginan), yang bertentangan dengan perintah Allah Swt, dan selamat dari menyembah selain Allah Swt. Atau hatinya selalu percaya kepada Allah dan tidak akan berpaling.

2. Hati yang mati (Qolbun mayyit) ini merupakan lawan dari hati yang selamat, yang tidak mengenal tuhannya dan tidak menyembah Allah Swt, tidak ridha dan tidak mencintai Allah Swt. Akan tetapi, ia Selalu mengikuti hawa nafsunnya meakipun Allah Swt telah melarang dan membenci orang yang menyembah selain Dia.

3. Hati yang sakit (Qolbun maridh) artinya hati yang masih hidup tapi memiliki penyakit. Pada hati yang seperti ini memiliki dua kriteria kadang ia mencintai Allah Swt dan selalu mengerjakan perintahNya, dan kadang mengikuti keinginan hawa nafsu yang tidak sesuai dengan perintah yang maha kuasa. Obat dari segala penyakit hati itu ada 4 perkara:

1. Baca Al-Qur’an dan paham dengan maknanya, merupakan obat yang paling ampuh untuk menghilangkan penyakit-penyakit syubhat dan yang ada dalam hati.

 2.Iman serta beramal saleh.

3 Muhasabah diri dari perkara yang paling kecil sampai perkara yang besar.

 4.Menghindar dari perkara yang di senangi Syetan, karena Syetan musuh yang nyata bagi manusia.

 Imam Al-Ghazali pernah melontarkan sebuah kata nasehat yang begitu hikmahnya luarbiasa: “Apabilah engkau mengejar dunia belum tentu dapat, dapat pun belum tentu banyak, banyakpun belum tentu puas, puas pun belum tentu kekal. Tapi malah sebaliknya, jika engkau mengejar akhirat sudah tentu dapat, setelah dapat sudah tentu banyak, setelah banyak sudah tentu puas, setelah puas sudah tentu akan kekal selamanya”. Agar perbuatan kita terjaga dari hal-hal yang dimurkai, ingatlah selalu sabda Rasul Saw yang berbunyi,”bertakwa lah dimana sajapun engkau berada, iringilah kejahatan itu dengan kebaikan, niscaya kebaikan akan menghapus kejahatan, bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik”.

 Ingatlah Allah Stw tidak akan merubah nasib seseorang kecuali ia merubah nasibnya sendiri. Kerjakan yang bermanfaat, karena hidup Cuma satu kali hiduplah yang bermanfaat.


 *Penulis adalah Mahasiswa al-Azhar tingkat I Jurusan Syariah Islamiyah, Cairo-Mesir
Share this video :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Berusaha Menjadi Yang Terbaik - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger